Kumpulan Puisi Bumi Bicara (Soesi Sastro) Bagian I
Sukapuisi.com, 12.42 WIB
AKU INGIN MENJADI POHON
Engkau melarangku hidup
Lihatlah pijakan kakiku tertutup
Beton menindih daratan
Nadi akar terkatung-katung
Perut bumi sepi belatung
Batu tanah pasir tak jabat tangan
Aku ingin menjadi pohon
Memberi arti
Meski tumbuh di awan dan lautan---@Jakarta, 21 April 2012
PERGI MU
Engkau bermain layan-layang
Benangnya tak panjang
Rangka bambu kaku tak bisadipilin
Kertas terkoyak digigit angina
Engkau seperti musim
Lembut dingin sat penghujan,
Memanas kering dalam kemarau
Sesekali memberi pelangi
Sepi bumi engkau pergi---@Depok, 11 April 2012
PASKAH SENYAP
Aku tak percaya Tuhan memanggilmu
Mencabut akar-akar rasa
Mematahkan ranting-ranting kasih
Engkau selalu pahatkan sumpah
Setiap menaiki tangga cinta
Bersetubuh dengan resah
Pepohonan tak lagi tumbuh di cawan
Bau anggur dimana-mana
Paskah menelan tubuhmu tanpa kata---@Jakarta, 05 April 2012
LAYAR KACA KOYAK
Setiap hari menerima suguhanmu
Pertempuran wicara
Perhelatan propaganda
Persetubuhan warga
Perseteruan tangan raksasa
Pertumpahan sengketa
Pameran bencana
Pemalsuan rasa dan kata
Kenyang mata
Otak kanan dan kiri tak cerdas lagi
Mengeja music dan parodi
Membeda nyata dan fantasi
Meniru tata nilai hakiki
Hati perih meski menu kocak
Rusakkan mata hati anak-anak
Pergilah pergi layar kaca koyak---@Jakarta, 01 April 2012
ASAP KITA AKRAB
Keluar pintu rumah dijemput asap
Putih membaur kabut pagi
Jalanan menggelar asap
Mengajakku dansa sepanjang hari
Gedung-gedung menahan asap
Memberimu kotak kaca agar tak lari
Peladang raksasa meniup api berasap
Hantaran ekstra keluar negeri
Mulut cerobong sawit muntah asap
Penyedap rasa ekstra bau busuk saripati
Kota industri tawarkan asap
Gratis dipeluk bahkan dimiliki
Tak perlu hiarau rintih udara
Mata pedih
Hidung teriak
Pori menjerit
Paru membantu
Asap kian akarab---@Jakarta 15 Februari 2012
WAJAH BANGSA DI SUDUT KELURAHAN
Bangku plastik memangku perempuan
Rapuh tiang menyangga punggung lelaki
Tatapan berkisah sendiri
Melamar katepe
Meminang kertas keterangan kawinan
Menjemput kartu keluarga
Mencetak katebelece kemiskinan
Surat lain untuk sandiwara
Bunyi musin ketik terhenti
Tubuh hati dingin
Laba-laba berpesta
Pintu malas membuka
Bibirmu mengunci kata
Bola mata rakyat memerah
Menahan geram
Menantimu
Buka warung cepat saji informasi
Sedia aneka menu regulasi
Bayar pajak retribusi
Pencerahan narkoba
Cegah prostitusi
Makan lezatnya berita dalam negeri
Minum hukum bergizi
Tak seperti hari ini
Kami beli tanpa kuitansi
Bangsa mencari wajahnya
Bukan di istana
Bukan ditelevisi
Disudut kelurahan negara bisa dimulai---@ Depok, 11 Februari 2012
LASKAR TANPA ETIKA
Semangkok sup panas
Bayangan mulut dikuah
Berapi kata
Meletup busa
Mencibir
Tak membaguskan
Mengupas burukmu
Bangga raya
Jual diri jual cinta jual karya
Isi perut dada
Tak sadari
Topeng terbuka
Tampak wajah etika
Tanpa norma---@Depok, 12 Februari 2012
GANGGA BERBISIK
Pelangi warna busana merah
Indah memelukmu
Tumpah puji doa
Berkumandang ditepian
Airmu berbisik
Ciulah aku
Renangi keruh tubuh
Salami keajaiban
Ganggang bisu melayang
Mencari pijakan
Diantara perih sisa dupa
Dijejal sesak manusia
Gangga tetap terpuja---@ Depok, Januari 2012: (Note old Delhi 2002)
UNTUK APA
Tanah-tanah terjerat
Penat
Rumput terinjak
Teriak parau beriak
Tengadah pasrah
Kemiskinan busuk bernanah
Tunduk tanpa hakekat
Lima tahunan berkelebat
Untuk apa---@Depok, 21 Maret 2012
Post a Comment for "Kumpulan Puisi Bumi Bicara (Soesi Sastro) Bagian I"